#30hbc19bumi

Selamat pagi, Bu…
Apa kabarmu? .

Gimana sakit-sakit pinggangmu? Mudah-mudahan sudah tidak terlalu parah ya… Dan mudah-mudahan kami sudah bosan mengebor dan mengeruki cerukmu demi bahan bakar. Eh, apa Ibu sudah dengar kalau beberapa manusia pintar sudah berhasil mendapatkan daya dengan menyerap panas matahari dan menangkapi angin? .

Bu, aku lagi sibuk. Sekarang aku punya anak, yang harus diasuh dan disayang; Diberi makan dan diberi pelukan. Baru satu, tapi aku sudah repot. Bagaimana jadi dirimu ya, Bu? Yang harus memelihara begini banyak penghuni? Dan satu-satu banyak sekali ingin dan nafsunya? Tapi dirimu selalu rahim. Ya, seperti rahim. Bahkan kau tetap menerima mereka, yang sekalipun jahat padamu, kau tetap peluk jasadnya nanti. .

Nah, karena sibukku itu, aku belum jalan-jalan lagi. Terakhir aku menikmati derau bisikmu, aku berada di ketinggian 3726 meter di atas permukaan laut. Di parasmu nan cantik paripurna tiada dua. Kabarnya, jalan menuju ke sana sudah runtuh, karena pada suatu hari kau sedikit geram dan gemetar. .

Aku rindu memesraimu, Bu. Jangan dulu kau lanjutkan murka dengan batuk-batuk batu dan api. Sedikit peringatkan kami, tak apa. Supaya tak menerus membawamu lebih cepat pada kerentaan. Supaya menyayangimu dengan menanam, membiarkan satwa berbiak, dan melupakan teknologi plastik. .

Salam sayangku untukmu, Ibu Bumi. .

@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc1923
#30hbc19bumi
#30hbc19slr

Leave a comment